Kamis, 14 Maret 2013

Keroncong in Lounge


Siapa disini yang suka musik? Pasti semua jawab suka. Tapi kalau pertanyaannya diubah jadi siapa yang suka musik keroncong? Mungkin banyak yang jawab gak suka.

Beberapa hari yang lalu, ada saudara yang kasih tahu lagu kerooncong yang oke banget, Keroncong in Lounge namanya. Lagunya keren, dari lagu-lagu barat yang di jadiin keroncong.

Nih contoh lagunya :
Keroncong In Lounge Vol. 3 - Cross Culture
Tracklist :
1. Auntumn Leaves
2. Can't By Me Love
3. Fallen
4. Fly Me To The Moon
5. Oh Carol
6. Saving All My Love For You
7. The End Of The World
8. Unchained Melody
9. When I Fall In Love
10. Will You Still Love Me Tomorrow

Jumat, 08 Maret 2013

Kamera Pocket VS Prosumer VS DSLR


Mungkin masih banyak diantara pembaca yang beelum mengetahui perbedaan mendasar antara ketiga tipe kamera tersebut, Pocket vs Prosumer vs DSLR (Digital-Single Lens Reflector). Namun kebanyakan orang awam pasti akan lebih memilih kamera pocket, dan itu adalah pilihan yang tepat, just point and shoot...sangat mudah..
Akan tetapi, lebih baik jika kita mengetahui perbedaan antara ketiga jenis kamera tersebut. Berikut ini saya tuliskan perbandingan antara ketiga jenis kamera pocket, prosumer, dan dslr. Yang akan dibahas adalah dari segi bodi, fitur, sensor dan fungsionalitas.


1. Kamera Pocket/Saku

Bodi
Bentuk kamera pocket kebanyakan tipis dan mungil, mudah dimasukkan kantong atau di manapun anda menginginkannya. Banyak orang tergiur dengan desain yang menawan dan elegan. Simpel, tidak terbatas dari golongan manapun, sudah dapat dipastikan kamera jenis inilah yang terbanyak dimiliki dibandingkan dengan tipe lainnya.

Fitur
Penggunaanya sangat mudah. Dengan sistem yang sudah di otomatisasi, user hanya perlu untuk melihat area bidikan dan menekan tombol shutter. Kemudahan ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak di antara kita lebih memilih kamera pocket ketimbang tipe lainna. Sayangnya fitur-fitur didalamnya seringkali tidak mengijinkan kita untuk men-setting manual, dan inilah yang menjadi salah satu kelemahan kamera Pocket.

Namun terkadang software yang disediakan pada kamera pocket adakalanya sudah menyamai dan melebihi DSLR. Contohnya kemampuan untuk mengurangu getaran (Vibration Reduction) agar hasil foto tidak blur, kemampuan untuk mendeteksi area fokus yang diinginkan, adanya fasilitas Live View (objek dapat terlihat di LCD) dan kemampuan rekam video. Sebenarnya fasilitas Live Viev dan rekam video ini sudah ada di beberapa tipe DSLR namun harganya akan membuat anda memikirkan lagi untuk membeli sebuah DSLR.

Sensor
Sensor pada kamera digital berfungsi sebagai penangkap gambar. Pada kamera pocket tentu saja sensor image tidak sebesar pada kamera Prosumer dan DSLR. Di desain sedemikian rupa karena memang kebutuhan untuk kamera pocket tidak memerlukan sensor berukuran besar. Akibatnya, area hasil bidikan akan terpotong. Berbeda dengan DSLR yang mempunyai sensor lebih besar sehingga cakupan area hasil bidikannya lebih besar.

Lensa
Lensa yang disediakan pada kamera pocket biasanya cukup wide. Zoom optical juga cukup mumpuni untuk sebuah kamera pocket. Namun tentu saja lensa ini tidak bisa diganti-ganti layaknya DSLR. Dan menurut saya,, kamera pocket memang tidak membutuhkan lensa yang dapat diganti ganti karena pemasaran kamera pocket sebagian besar memang ditujukan bagi konsumen yang awam di dunia fotografi.

Fungsionalitas
Jika dilihat dari kemampuan dan kemudahan yang akan ditawarkan oleh sebuah kamera pocket, user yang dituju hanyalah user yang hanya menginginkan kemudahan dalam penggunaan kamera. Sangat cocok digunakan untuk dokumentasi acara kantor atau keluarga. Cukup dapat di andalkan sebagai alat untuk mengabadikan momen momen yang sifatnya tidak memerlukan kreatifitas seni fotografi yang tinggi. Walaupun sebenarnya sah-sah saja di gunakan untuk pembelajaran fotografi. Tinggal tekan satu tombol saja, jepreeeet....!


2. Prosumer

Bodi
Bentuknya menyerupai DSLR, lumayan bongsor. Agak sulit di bedakan secara kamera mata. Di buat menyerupai DSLR karena memang tujuannya sebagai alternatif bagi para konsumen yang ingin membeli DSLR tetapi kemampuan dompet tidak mengijinkan (ehehehe). Bodi yang ergonomi telah di sesuaikan dengan tangan user saat megang kamera. Dan bodinya disesuakan dengan lensa yang yang mempunyai ukuran dimensi dan berat yang lebih besar dari yang dimiliki kamera Pocket. Secara umum lensa pada Prosumer seukuran denga lensa-lensa yang disediakan pada kamera DSLR.

Fitur
Menyerupai DSLR. Setingan programnnya bisa kita atur secara manual. Aperture, ISO dan Shutter Speed bisa kita atur secara manual. Sehingga kreatifitas kita tidak di batasi oleh sistem yang otomatis. Dan yang lebih menggiurkan, hampir semua Prosumer memiliki kemampuan rekam video dan fasilitas Live View. Sebuah fasilitas yang harus di bayar mahal pada sebuah kamera DSLR. Dan mungkin pada sebagian Prosumer, objek yang kita lihat melalui jendela bidik/ViewFinder tidak langsung dari lensa (bukan TTL), melainkan melalui sensor kamera, sehingga yg kita lihat di View Finder adalah LCD mungil yang menampilkan objek.

Sensor
Sensor yang digunakan pada kamera prosumer biasanya berukuran lebih besar dari kamera pocket namun lebih kecil dari kamera DSLR. Ini adalah salah satu perbedaan mendasar antara kamera prosumer dan DSLR. Dan ini akan berhubungan dengan kemampuan sensor untuk menangkap bokeh (blur) dan adanya crop factor (pemotongan gambar karena perbedaan ukuran sensor) yang dihasilkan oleh kamera prosumer.

Lensa
Tidak bisa digonta-ganti layaknya DSLR. Memang inilah perbedaan yg paling utama antara Prosumer dan DSLR. Tapi, FL (Focal Length/panjang pembesaran) pada lensa prosumer biasanya adalah lensa jenis sapu jagad, dengan aperture/diafragma/bukaan yang besar. Benar-benar menggiurkan untuk sebuah lensa. Belum lagi jika merek dari lensanya adalah Carl Zeiss atau merek2 terkenal lainnya. Seringkali oramg-orang bilang, beli lensa bonus kamera. Kenapa bisa begitu? Coba saja anda cari lensa sekitaran 18-300/2.8, pasti mahal, belum lagi merk lensanya Carl Zeiss, fantastis bukan?.

Lensa kamera prosumer memang tidak dapat digonta-ganti, tetapi kemampuan teknis dan merk lensa kamera prosumer cuukup membuat kita tergoda untuk membelinya. Lagipula harga kamera prosumer setara dengan kamera DSLR.

Fungsionalitas
Kamera prosumer ditujukan bagi konsumen yang ingin memperdalam dunia fotografi dengan menawarkan fitur yang menyamai kamera DSLR, serta mencangkokkan lensa yg mumpuni. Lebih ringkas dari DSLR, tidak perlu membawa berbagai peralatan perang yang lengkap, cukup kamera saja, tidak perlu bawa2 lensa (karena memang tidak dapat di ganti). Harap anda ingat, pada kamera Prosumer, sensornya lebih kecil dari DSLR dan lensa tidak dapat di gonta-ganti sesuai kehendak kita.


3. Kamera DSLR

Bodi
Bodi bongsor, sesuai dengan nilai-nilai ergonomi untuk digenggam, secara umum hampir sama dengan Prosumer. Yang pasti tidak bisa dimasukkan ke dalam saku anda “^^v. Mempunya handgrip yang nyaman untuk di genggam, apalagi jika memakai lensa-lensa yang berat, sangat berguna.

Fitur
Sudah barang tentu semua setingan bisa kita atur secara manual. Aperture, ISO dan Shutter speed bisa kita atur semau kita. Semua DSLR dapat dipastikan mempunya kemampuan ini. Setingan-setingan pada DSLR inilah membuat kita bias mengontrol setingan kamera untuk menghasilkan foto-foto yang sesuai dengan kreatifitas kita masing-masing(selain lensa tentunya).

Perbedaan fitur yang sering di bicarakan saat ini antara DSLR satu dan lainnya adalah fitur Live View dan kemampuan rekam Video. Kemampuan ini mempunyai mekanisme yang berbeda dari kamera Pocket dan Prosumer, sehingga munculnya fasilitas ini pada DSLR akan mendongkrak harga DSLR. Banyak yang berpikiran agar uangnya dipakai/diinveskan unuk membeli lensa saja dari pada membeli DSLR yang canggih-canggih, cukup DSLR biasa saja.

Sensor
DSLR mempunyai sensor yang lebih besar dibandingkan kamera Pocket ataupun Prosumer, area objek menjadi lebih lebar/wide. Ukuran sensor berbanding lurus dengan biaya produksi, maka tidak heran jika pada uumya jenis kamera DSLR harganya lebih mahal dari Prosumer dan kamera Pocket. Teknologi sensor pada DSLR biasanya low noise. Dengan demikian gambar yang di produksi relatif bersih dari titik pixel yang menghasilkan anomaly warna.

Lensa
Berbicara mengenai DSLR, tentunya tak bias dilepaskan dari kebutuhan akan lensa. Karena kelebihan DSLR adalah, salah satunya, bisa mengganti lensa dengan berbagai tipe yang anda inginkan. Banyak dari para penghobi fotografi mengkoleksi berbagai jenis lensa, entah itu akan digunakan atau tidak, karena berbagai tipe lensa tersebut memiliki berbagai fungsi yang berbeda. Disini, selain setingan pada kamera, anda juga bisa bermain-main dengan kreatifitas anda menghasilkan gambar-gambar yang anda inginkan.

Jika anda tidak berhati-hati, anda bisa ketagihan untuk membeli lensa ini dan itu. Sudah banyak contohnya, hehehehe… yang jelas bukan saya :p….

Fungsionalitas
Sangat cocok digunakan untuk konsumen/user yang ingin memperdalam dunia fotografi. Tentunya anda harus mempelajari teknik-tekniknya. DSLR hanyalah sebuah alat, namun kreatifitas ada pada diri anda sendiri. Membeli DSLR bukan berarti hasil foto yang akan dihasilkan akan bagus juga, anda tetap harus mengetahui teknik-tekniknya. Dan beruntungnya, anda sudah hidup dalam dunia digital, jauh lebih mudah daripada harus belajar menggunakan kamera SLR (film). Lagipula saat ini sudah tersedia banyak artikel di internet, memudahkan anda untuk mengetahui tentang seluk beluk dan teknik pada fotografi.

Untuk anda ketahui, DSLR adalah kamera ribet, banyak asesoris yang akan anda perlukan nantinya.