Sabtu, 27 Januari 2018

Dari Air yang Menjatuhkan Cintanya kepada Api

Kamu terlalu senang bermain api,
Atau.....
Kamu adalah api itu sendiri,

Apapun itu,
Aku selalu menjelma menjadi air,
Ketika api mulai menggelora,
Air datang memadamkannya,

Namun api tak pernah benar benar padam,
Ia hanya bersembunyi dalam bara,
Terlihat dak berdaya,

Ketika air mulai mengering,
Bara menjelma menjadi gelora,
Membakar semua yang ada,

Dan lagi-lagi aku harus menjelma menjadi air,
Mungkin menjadi air adalah satu-satunya keahlianku,

Berapa kalipun bara menggelora,
Air akan selalu ada,
Karena air pun,

Tak pernah benar benar mengering.

Selasa, 26 Agustus 2014

Jadi Dokter Hewan

Sekian lama tenggelam dalam kesibukan, akhirnya bisa kembali lagi ke blog tercinta ini buat berbagi cerita. Hari ini kebetulan gak ada jadwal kuliah dan sebagai anak kos saya bingung apa yang harus saya lakukan dalam kesendirian di kamar 3x3 ini. Yaudah deh akhirnya iseng buka laptop dan keinget sama blog ini.

Kali ini saya mau cerita tentang apa yang membuat saya bisa "nyasar" masuk ke universitas ini, pada jurusan ini. Oh ya, buat yang belum tau, saat ini saya sedang tersesat dalam kehidupan di kampus Universitas Gadjah Mada, Fakultas Kedokteran Hewan. Iyasp, sekarang saya resmi "tersesat" dalam tumpukan arsip mahasiswa baru Kedokteran Hewan UGM.

Sebenernya sih sejak di SNMPTN saya sudah berkeinginan untuk mendaftar di FKH IPB atau UB, namun, karena berbagai pertimbangan akhirnya saya mendaftar pada jurusan Teknik Metalurgi ITS. Sayangnya, belum ada siswa dari SMA saya yang berhasil menembus ITS lewat jalur SNMPTN dan hal itu juga terjadi kepada saya. 27 Mei 2014, dengan penuh kemantapan saya membuka pengumuman SNMPTN dengan penuh rasa percaya diri akan diterima, sayang, bukan kata selamat yang saya dapatkan, tidak juga kata maaf. Hanya ada sebuah kalimat, "Anda dinyatakan tidak lolos seleksi SNMPTN" dengan background berwarna merah.

Hiks, sedih rasanya. Di saat yang sama, teman-teman saya di facebook, twitter, dan bbm kompak mengucap, "Alhamdulillah" lengkap dengan screenshot pengumuman yang menyatakan bahwa mereka lolos seleksi SNMPTN. Berbagai pesan pun mulai memenuhi handphone saya, semua kompak memberi kabar gembira bahwa mereka lolos, dilengkapi pertanyaan, "Kamu gimana? Lolos kan?". Saya hanya diam, tak satupun pesan saya balas.

Penderitaan tidak berhenti sampai disitu, teman saya terus mengirim pesan kepada saya, dengan pertanyaan yang sama. Akhirnya saya pun menyerah, orang pertama yang saya beri tahu adalah (sebut saja) sahabat saya, malu rasanya memberitahukan kemalangan yang menimpa saya kepadanya. Saya merasa sungguh tidak pantas menjadi sahabatnya waktu itu. Saya merasa gagal. Namun, dari dia kemudian keluar sebuah kalimat yang membuat saya termotivasi, "Gak apa-apa, siapa tau di SBMPTN nanti kamu bisa masuk jurusan yang kamu banget". Kalimat itu bagaikan api yang menyulut ribuan galon bensin dalam diri saya, membakar saya dalam api semangat perjuangan.

Saya bangkit, mulai mengumpulkan asa untuk dapat meraih satu kursi di perguruan tinggi negeri. Saya mulai belajar dengan tekun, mengurangi jam bermain saya, bahkan saya menutunkan target. Saya mendaftar pada jurusan dengan passing grade yang lebih rendah daripada jurusan yang saya pilih pada SNMPTN.

17 Juni 2014 pukul 03.00 WIB, saya berangakat diantar orang tua saya menuju kampus pascasarjana UNNES untuk melakukan ujian SBMPTN. Berbagai ketakutan mulai muncul saat saya memasuki ruang tes, berbagai rasa takut akan kegagalan mulai datang. Aneh, sebelumnya saya tidak pernah takut gagal.

Lembaran soal pun dibagikan, saya membuka dengan perlahan, tak lupa disertai doa. Soal demi soal mulai saya kerjakan, tidak banyak yang bisa saya kerajakan, namun menurut perhitungan saya, seharusnya sudah lebih dari cukup untuk dapat lolos pada jurusan yang saya pilih. Selesai mengerjakan, saya keluar ruangan dengan langkah gontai, kaki saya serasa tak mampu menopang beban di hati dan pikiran saya. Saya pun pulang dengan penuh rasa takut akan kegagalan.

Selain mendaftar di SBMPTN, saya juga mendaftar UM UGM dengan sedikit rasa keterpaksaan karena sejak awal saya tidak ingin kuliah di UGM, entah kenapa. 22 Juni 2014, saya menjalani ujian UM UGM, entah kenapa, sama sekali tidak ada rasa takut gagal saat kertas soal dibagikan. Saya pun dapat mengerjakan soal demi soal dengan mudah dan santai, saya keluar ruangan dengan kaki yang kokoh, langkah yang kuat, tak lagi gontai. Padahal ada sedikit kesalah pahaman antara saya dengan (sebut saja) sahabat saya di malam hari sebelum ujian yang sempat membuat pikiran saya kacau.

Hari yang saya tunggu-tunggu pun tiba, 16 Juli 2014, hasil ujian SBMPTN diumumkan. Lagi-lagi, bukan kata selamat yang saya dapatkan dan lagi-lagi, saya ditolak masuk PTN tanpa kata maaf. Hanya kalimat sama yang saya dapatkan, “Anda dinyatakan tidak lolos seleksi SBMPTN”.

Keesokan harinya, 17 Juli 2014, saya putuskan untuk mendaftar pada sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung. Berbagai dokumen saya siapkan, dibantu oleh ibu saya. Di tengah kesibukan kami menyiapkan dokumen, saya kembali menangis, mengingat apa yang sudah saya lakukan, menyesalinya. Ibu saya memeluk saya dengan erat, menumpahkan segala yang ada dalam pikirannya. Menguatkan hati saya, menceritakan sesuatu yang tidak pernah saya sadari sebelumnya. Beliau menceritakan apa yang orang tua saya harapkan dari saya. Saya pun sadar, ada tanggung jawab besar di pundak saya. Saya harus kuat.

18 Juli 2014, pengumuman UM UGM, harapan terakhir saya untuk bisa masuk ke PTN. Saya berdoa, semoga yang akan saya lihat di pengumuman nanti adalah yang terbaik bagi saya. Saya buka pengumuman itu, dan saya begitu terkejut. Saya membaca kalimat yang belum pernah saya baca sebelumnya. “Selamat, Anda diterima pada program studi S1 Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada melalui jalur Ujian Tulis”.

Saya berlari menghampiri orang tua saya. Mereka menangis, ibu saya yang pertama memeluk saya, beliau mengucapkan selamat, dan yang paling membuat saya bahagia, ayah saya memeluk saya setelah sekian lama. Terakhir kali beliau memeluk saya ketika keluarga kami mendapat musibah saat saya kelas 6 SD, enam tahun yang lalu.

Saat itu juga, saya buang dokumen-dokumen yang sudah saya siapkan untuk mendaftar di PTS, saya langsung menyibukkan diri dengan menyiapkan dokumen baru untuk mendaftar ulang di UGM.


Saya akhirnya mengerti apa maksud perkataan (sebut saja) sahabat saya waktu itu, saya akhirnya masuk jurusan yang ‘aku banget’. Jurusan yang pada awalnya akan saya tekuni, dan sempat berpaling hingga akhirnya saya kembali pada jurusan tersebut, pada mimpi saya menjadi seorang dokter hewan.

Disinilah saya sekarang

Bundaran UGM

Fakultas Kedokteran Hewan

 Foto di depan RSH Prof. Soeparwi

 Foto di Klinik Kuningan

Foto di depan ruang UKM dengan anggota UKM

Kamis, 14 November 2013

Curhat dikit

Kalau UN jadi tanggal 22 April itu berarti tinggal 150 hari lebih dikit. Sekarang jadi sibuk, banyak kerjaan, banyak yang harus dipelajari dan harus banyak-banyak cari info soal PTN dan jurusannya.

Naahh... ini yang bikin bingung. Pengen masuk ini, pengen masuk itu. Pengen masuk sini, pengen masuk situ. Suka sama jurusannya tapi ga yakin masuk, suka universitasnya tapi ga suka jurusannya, ya gitu lah macem-macem.

Aku sendiri udah yakin, Iya aku yakin kalo aku ga yakin. Kemaren pengen banget masuk disana, hari ini jadi pesimis bisa masuk sana dan akhirnya pindah haluan jadi kesini. Mungkin ini aku kualat dulu sering ngomporin kakak kelas yang juga galau karena masalah yang sama *ampun maaaas, mbaak*.

Ini sih jelas bukan masalah sepele ya, ini soal masa depan. Cita-cita, harapan, idealisme yang sudah dibangun sejak dini *uhuk* akan dipertaruhkan. Aku sih ga peduli kuliah dimana, PTN favorit atau bukan yang penting aku yakin itu tempat yang "tepat" buat aku. Soal rezeki kan udah ada yang atur. Yang jelas, dimanapun kamu, tunjukkan siapa kamu. Jangan mau diremehkan, yang bagus dari luar kan belum tentu bagus dari dalam.




Tunjukkan kepada semua orang kita punya sesuatu yang layak diperjuangkan. Mimpi-mimpi kita walaupun itu tidak masuk akal. Walaupun kita sendiri tidak yakin bisa meraih mimpi itu, setidaknya kita memperjuangkannya. Jangan berhenti saat orang menyuruh kita berhenti. Biar mereka berkicau sekarang, suatu saat mereka hanya bisa tertunduk.

Kamis, 11 April 2013

Video Mariyem Sang Freak

Hai agan-agan pecandu internet sekalian yang saya cintai, sayangi, lagi saya banggakan. Pada kesempatan yang beerbahagia kali ini, saya akan memberikan anda video yang sekiranya bisa menghibur, atau justru membuat anda muntah, merasa jijik, tidak doyan makan, tidak bisa tidur, stres, bahkan anda bisa menjadi freak.

Video ini adalah video teman saya yang sedang bernyanyi untuk penilaian bahasa inggris dengan nada tidak beraturan, gaya abal-abal, wajah absurd dan berbagai kejanggalan lainnya. Sebut saja lakon utama dalam video tersebut adalah Mariyem alias Ahmed alias ADIB. Mariyem alias Ahmed alias Adib ini memang orangnya sangat freak sekali, kalau tidak percaya bisa dilihat di blog milik dia yang isinya freak semua yaitu di http://akubukanpakkun.blogspot.com/ 

Langsung saja ini videonya yang saya ambil dari youtube.


Video tersebut dibuat hanya untuk kepentingan hiburan semata, bukan untuk membalas dendam, mendiskriminasi, menyudutkan, atau merendahkan kaum/golongan/ras tertentu. Bilamana terdapat pihak pihak yang merasa dirugikan mohon segera merubah pikiran dan jangan merasa dirugikan lagi. Sekian, terimakasih.

Sabtu, 06 April 2013

Aku Bukan Ababil

Hei, nama saya Erman Satya Nugraha dan saya bukan ababil. Tapi saya heran kenapa banyak orang bilang saya ababil, tukang galau, kambing melankolis, gagal move on (ini yang paling SALAH) dan lain lain. Padahal saya gak gitu gitu amat kok. Ya paling cuma kadang kadang doang nulis status mellow, kata kata bijak, atau motivasi hidup di jejaring sosial. Tapi tetep aja pada bilang saya ini tukang galau, bahkan ababil. Makanya saya buat blog ini supaya mereka sadar kalo saya bukan ababil.

Ini ekspresi saya kalo ada yang bilang saya ababil:



HHaaaah?!! Apaaaaaaaa??!! Masih mau bilang saya ababil?


Kapan kalian saadar, kalau nama saya Erman, dan saya bukan ababil -_______-

Jumat, 05 April 2013

Levitasi





Pengertian Levitasi adalah konsep fotografi yang membuat objek seolah-olah melayang tanpa menggunakan alat bantu. Foto levitasi tanpa editing dilakukan oleh model yang melompat dan berpose sehingga seolah-olah ia tampak melayang. Berbeda dengan teknik jump shot dimana objek memang terlihat melompat bukan melayang. 

Foto levitasi ini awalnya diciptakan oleh Natsumi Hayashi di situs webnya http://yowayowacamera.com.


Tips membuat foto levitasi tanpa editing:

Tips untuk model
  • Model yang sedang berlevitasi menuju ke suatu arah, biasanya menekuk kedua kakinya ke belakang (sekitar 45 derajat) sesaat setelah melompat (air time) dan badan cenderung condong ke depan. Model yang sedang berlevitasi di tempat, biasanya berpose dengan kaki lurus ke bawah.
  • Melompatlah di tempat, tidak perlu sambil berlari. Jika melompat setelah berlari, akan susah bagi fotografer untuk mendapatkan frame yang pas. Kemungkinan juga jadinya pose Jump Shoot orang lari sambil melompat, bukan pose levitasi.
  • Ancang-ancang sebelum meloncat dengan benar. Jika akan bergaya levitasi menuju ke satu arah, agak bungkukkan badan, tekuk lutut dan angkat satu kaki terlebih dahulu sebesar 45 derajat. Saat melompat, tinggal menekuk satu kaki sisanya. Untuk pose levitasi di tempat (berdiri) tekuk kedua kaki, badan tegap atau menyesuaikan dengan kegiatan yang sedang dilakukan dan saat meloncat (Air Time) bikin pose kaki selurus mungkin dengan telapak kaki selemas mungkin (agak menekuk ke bawah, jangan rata).
  • Foto levitasi bisa diaplikasikan ke berbagai tema dengan mempergunakan aksesoris yang mendukung. Umumnya sih berlevitasi memakai sapu, vacum cleaner, payung, buku. Ayo coba tema yang lain! Boleh berlevitasi sambil angkat TV atau bahkan kulkas kalau kuat. 
  • Fotografi levitasi berbeda dengan Jump Shot yang hanya sekedar memperlihatkan model yang melompat atau berlari sambil melompat. Berbeda pula dengan foto orang yang sedang terpental karena dipukul atau ditendang. Levitasi harus memperlihatkan model yang seakan melayang alami dengan ekspresi tanpa beban. Berekspresilah sewajarnya sesuai dengan kegiatan yang sedang dilakukan. Lebih bagus jika model tidak melihat ke kamera (kesan candid).
  • Cari lokasi foto yang unik. Keren juga kalau bikin foto levitasi sambil belanja di pasar, waktu memasak di dapur, atau di pinggir jalan waktu mau naik bajaj. Mau levitasi di kuburan sambil ditemenin mbak kunti yang juga demen levitasi juga boleh.
  • Gunakan peniti, pin, sabuk, double tape atau alat penjepit baju lain supaya baju tampak menggembung atau tersingkap saat model melompat untuk mendapatkan kesan levitasi yang sempurna.
  • Kamu bisa menggunakan hair spray/gel agar saat melompat, rambut tidak terlihat berantakan. Bisa juga rambut diikat, memakai bando, atau topi. Foto levitasi yang sempurna harus memperlihatkan rambut yang tetap rapi.
  • Stay safe! Jangan memaksakan diri melompat jika sudah capek & cari lokasi yang aman buat melompat. Jangan diatas sumur yaa.


Tips untuk fotografer
  • Foto levitasi tanpa editing dapat dilakukan dengan kamera professional (DSLR) maupun kamera biasa (kamera ponsel, pocket cam)
  • Foto levitasi dengan kamera DSLR, bisa memanfaatkan Burst Mode (Continuous Shooting). Dengan sekali menekan tombol shutter, langsung menghasilkan beberapa jepretan sekaligus. Foto-foto hasil jepretan dengan Burst Mode dari kamera DSLR dapat dipilih mana yang paling pas mendapatkan moment “melayang”
  • Foto levitasi dapat dilakukan dengan kamera non-professional atau kamera ponsel, namun lebih tricky karena mengandalkan ketepatan menekan tombol rana saat model melompat.
  • Pastikan cahaya (matahari) cukup, agar bayangan terbentuk sehingga efek model sedang melayang lebih terlihat.
  • Gunakan shutter speed tinggi untuk menangkap model yang melayang dengan lebih fokus (Frozen Moment). Cahaya yang cukup sangat berperan untuk mendapatkan shutter speed tinggi. Shutter Speed di atas 1/500 lebih baik.
  • Untuk kamera saku (Pocket Cam) bisa memanfaatkan Sport Mode untuk mendapatkan shutter speed tinggi.
  • Untuk kamera ponsel karena tidak ada setting untuk shutter speed, sebaiknya melakukan foto levitasi outdoor dan memanfaatkan cahaya matahari langsung agar mendapatkan high shutter speed.
  • Gunakan low angle, agar model terlihat tinggi melayang.



Kamis, 14 Maret 2013

Keroncong in Lounge


Siapa disini yang suka musik? Pasti semua jawab suka. Tapi kalau pertanyaannya diubah jadi siapa yang suka musik keroncong? Mungkin banyak yang jawab gak suka.

Beberapa hari yang lalu, ada saudara yang kasih tahu lagu kerooncong yang oke banget, Keroncong in Lounge namanya. Lagunya keren, dari lagu-lagu barat yang di jadiin keroncong.

Nih contoh lagunya :
Keroncong In Lounge Vol. 3 - Cross Culture
Tracklist :
1. Auntumn Leaves
2. Can't By Me Love
3. Fallen
4. Fly Me To The Moon
5. Oh Carol
6. Saving All My Love For You
7. The End Of The World
8. Unchained Melody
9. When I Fall In Love
10. Will You Still Love Me Tomorrow